30 Maret 2008

About DSL Internet Connection

DSL Modem CPE

When you connect to the Internet, you might connect through a regular modem, through a local-area network connection in your office, through a cable modem or through a digital subscriber line (DSL) connection. DSL is a very high-speed connection that uses the same wires as a regular telephone line.


Here are some advantages of DSL:
• You can leave your Internet connection open and still use the phone line for voice calls.
• The speed is much higher than a regular modem (1.5 Mbps vs. 56 Kbps)
• DSL doesn't necessarily require new wiring; it can use the phone line you already have.
• The company that offers DSL will usually provide the modem as part of the installation.

But there are disadvantages:
• A DSL connection works better when you are closer to the provider's central office.
• The connection is faster for receiving data than it is for sending data over the Internet.
• The service is not available everywhere.

Narsis Mode ON

Cepi Supratman
Ga ada model yang menarik buat belajar bikin gambar kartun di Corel DRAW akhirnya pake wajah sendiri aja. Ha..ha..ha.. (pantesan judulnya "Narsis Mode ON"). Hasilnya lumayan juga ga ganteng-ganteng jelek-jelek amat :p




28 Maret 2008

"Dukun Santet" Indonesian Hacker

Do you know hacker?, someone who breaks computer, system or network security.
In Indonesia there is "Dukun Santet" who breaks someone from remote.
Do not disturb them! they can stuff Durian into your "back door".


ha..ha..ha.. just kidding guys






27 Maret 2008

Hutang Ibu Kepadaku

Terharu juga membaca tulisan-tulisan dari teman saya farishabib.

Saya jadi ingat khutbah khotib pada shalat Jumat dulu (lupa tanggalnya). Pada waktu itu khatib bercerita kisah yang sangat mengharukan, antara seorang Anak dan Ibunya.

Ceritanya begini,




Tidak seperti biasanya, dalam satu minggu ini si Ibu kadang menyuruh si Anak untuk bantu pekerjaan Ibu sehari-hari seperti pergi ke warung, menyapu dan mencuci piring. Setiap kali si Anak disuruh, dia selalu mencatat pekerjaannya di buku tulis.

Suatu saat dia menghampiri Ibunya sambil berkata,

“Ibu, aku mau minta upah untuk kerjaku selama ini. Aku sudah mencatatnya, Bu.
Untuk pergi ke pasar upahnya 500 rupiah, tambah nyapu lantai 500 rupiah, tambah cuci piring 700 rupiah, jadi 1.700 rupiah. Dikalikan satu minggu hutang Ibu semuanya jadi 11.900 rupiah, Bu!”

Si Ibu hanya berlinang air mata sambil tersenyum kemudian mengambil catatan si Anak tersebut. Di bawah catatan si Anak, Ibu menulis:

“Untuk mengandungmu 9 bulan, gratis. Untuk menyusuimu 2 tahun, gartis. Untuk menjagamu malam hari, gratis. Untuk sekolahmu, gratis.”

“Untukmu semuanya gratis Anaku”

Si Ibu mengembalikan catatan tersebut pada si Anak, kemudian si Anak membacanya. Dijatuhkannya catatan tadi oleh si Anak sambil, menangis kemudian merangkul ke pelukan Ibu.

“Ibu, maafkan aku...!!!”




Jadi, berapa Hutang Ibu Kepadaku.....?

26 Maret 2008

STOP PORNOGRAFI!! Yuk' ngeBLOG!!

Adanya rencana Sensor Internet Indonesia yang mengandung pornografi dan kekerasan oleh pemerintah (sudah sering dibahas) merupakan suatu langkah yang sangat positif. Saya yakin lebih banyak orang yang pro daripada yang kontra apalagi mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim (meskipun masih banyak yang munafik “including myself”).

Saya cukup kaget ketika salah satu selebritis IT kita, Pak BR, mengatakan TIDAK SETUJU terhadap upaya sensor internet ini. Tapi akhirnya saya manggut-manggut (mengerti dan setuju) setelah beliau mengemukakan opininya terhadap masalah ini.

Untuk orang kotor seperti saya, salah satu cara yang cukup efektif untuk menghindari godaan klak-klik..klak-klik ke content pornografi adalah dengan ngeBLOG, “pengen nulis apa ya, mmm...??? (pikiran mesum tersisihkan)”. Ya, dengan ngeBLOG maka biasanya pikiran-pikiran positiflah yang akan muncul. Kita ingin tulisan kita bermanfaat bagi pembacanya atau setidaknya kita tidak ikut andil menjerumuskan orang lain ke dalam NERAKA JAHANAM, betul!!.



"Saya susah cari ide “positif”, apa yang mau ditulis? Sakalipun ada ide, eh kata abang google sudah banyak tuh tulisan kayak gitu, bahkan terasa basbang (basi banget)"

"Justru lebih bagus kalo gitu! makin banyak hal positif (malaikat), makin tersisihkan hal negatif (setan)"

“Tapi saya gak pede, takut tulisannya gak ada yang baca, gak ada yang comment, apalagi gak ada yang ngenalin blog-nya” :(

“Emang gara-gara tulisan gak ada yang baca kamu jadi bisulan, jatuh miskin apalagi masuk neraka. Opini Pak BR: kuantitas duluan, baru kualitas" ;)


Jadi ayo.. “STOP PORNOGRAFI !! Yuk' ngeBLOG!!”


note: kalo teman saya igoens sudah duluan kibarin “sign campaign” JBDK :D

25 Maret 2008

Shalat Tahajud

Dari tulisan ini disebutkan pengertian dari Shalat Sunat Tahajud sebagai berikut:


Shalat sunat tahajud adalah shalat yang dikerjakan pada waktu tengah malam di antara shalat isya dan Shalat shubuh setelah bangun tidur. Jumlah rokaat shalat tahajud minimal dua rokaat hingga tidak terbatas. Saat hendak kembali tidur sebaiknya membaca ayat kursi, surat al ikhlas, surat al falaq dan surat an nas.

Nah, disana ada kata-kata "setelah bangun tidur". Saya masih bingung :(, apakah tidur dalam arti yang sebenar-benarnya tidur secara fisik? Kalau begitu, bagaimana orang muslim yang aktivitasnya pada malam hari eperti ronda, satpam dan kegiatan malam hari lainnya? Apakah mereka harus menyisihkan dulu waktu untuk tidur kemudian bangun dan melakukan shalat tahajud?

Ah, hati saya kan selalu tidur... (bahkan ketika sedang menunaikan shalat)





24 Maret 2008

Pengemis Model Baru

Saya sering bertemu dengan pengemis yang berpura-pura:
1. Minta sumbangan untuk amal
2. Kehabisan uang untuk ongkos
3. Kehilangan dompet

Nah, tadi magrib saya jalan kaki dari Jl.Diponegoro melewati PUSDAI (Jl.Citarum) menuju Jl.Surapati. Saya memilih jalan sebelah kiri yang banyak pohon dan lebih gelap dibanding sebelah kanan yang lebih terang karena banyak penjual makanan.

Di setengah perjalanan tiba-tiba ada seorang perempuan pakai helm, sepatu dan jaket mengikuti dari belakang lalu dia menegur saya.


dia : "Mas, mas!!"

saya : "Ya! ada apa mba?"

dia : "Mas, ada buat bensin ga?" (dengan wajah sok akrab)

saya : "Apa?" (terheran-heran)

dia : "Lima Ribu aja mas!" (mengulurkan tangan ke arah saya)

saya : (melihat ke belakang dia ada motor bebek hitam sedang diparkir)
"Maaf mba, ga ada. Saya punya uang cuma pas buat ongkos saya"
(memang waktu itu saya cuma punya uang Empat Ribu Perak)

dia : "Ya sudah" (membalikan badan lalu berjalan ke tempat semula)

saya : (dalam hati) "Pura-pura mogok kehabisan bensin untuk minta uang"


Dari kejadian tadi, saya berani menyimpulkan bahwa perempuan tadi itu sedang mengemis, bukannya mogok kehabisan bensin. Alasan saya:
1. Mimik wajahnya tidak terlihat dia sedang resah karena motornya mogok.
2. Posisi dia berada di tempat yang gelap, logikanya berada di tempat yang terang supaya bisa lebih jelas cek kondisi motornya.
3. Di depan PUSDAI kan ada SPBU, jaraknya paling sekitar 30 meter. Kenapa dia ga langsung minta bensin saja kesana. Saya yakin SPBU akan ngasih kalau memang dia benar-benar kehabisan bensin, atau petugas SPBU yang bayarin bensinnya.

Di angkot baru kepikiran, kenapa ga saya ajak langsung saja perempuan itu ke SPBU. Saya bisa bayarin Dua Ribu Perak, tentu dia ga bisa mengelak (kan butuh bensin?). Dengan begitu dia bisa ketahuan sedang ngemis.

Ah, ada-ada saja cara-cara untuk mengemis (berbohong pula!!)



23 Maret 2008

Membongkar Mitos Passive Income via Internet

Jika Anda sudah demikian kaya raya, liburan apakah yang menjadi dambaan Anda? Apakah Anda akan berjemur seharian di pantai yang indah di negeri tropis? Dijamin, badan Anda akan menjadi legam terpanggang sinar matahari. Tetapi, bagi orang-orang kulit putih (Barat) liburan di pantai seperti itu mewakili impian orang sana bila mereka kaya.

Mengapa saya bicara tentang liburan? Karena, belakangan ini, Anda dan saya sering dibanjiri oleh email (spam) yang menawari berbagai peluang bisnis yang menggiurkan. Dengan bisnis yang mudah, modal kecil, hasil besar, Anda bisa menjadi kaya dan … kemudian ditawari liburan berjemur di negeri tropis. Bayangkan, betapa kayanya Anda jika “kekayaan” hanya seperti itu. Karena Anda bisa berjemur tiap minggu di Ancol, atau di Parang Tritis atau di pantai Pangandaran.


Sifat pendapatan yang didapat dari internet yang ditawarkan oleh bisnis murah meriah itu berwujud passive income. Artinya, Anda tidak usah lagi bekerja, dan Anda mempunyai “money machine” yang siap mengalirkan uang ke rekening Anda. Bahkan, demikian ekstrimnya sampai-sampai mereka menawarkan bisnis yang mudah bagaikan “a license to print money.” Siapa yang tidak tertarik? Tiba-tiba saja puluhan juta orang ingin berbisnis di internet. Kehausan, sekaligus kerakusan, mereka mirip ketika di Amerika ditemukan begitu banyak ladang minyak.

Pertanyaannya, apakah Anda memang bisa kaya melalui Internet? Mark Victor Hansen dan Robert G. Allen penulis buku “The One Minute Millionaire” menjelaskan ada empat gunung miliarder. Empat gunung itu adalah: 1) investasi, Anda menaruh modal di perusahaan, 2) real estate, Anda mempunyai banyak properti, 3) bisnis, Anda mempunyai bisnis yang menjual barang-barang, dan 4) internet, Anda berbisnis melalui Internet.

Perhatikan kata gunung. Dikatakan gunung karena tinggi, yang tidak semua orang mampu mencapai puncaknya. Dibutuhkan upaya keras untuk bisa mencapai puncak gunung itu. Tetapi, tiba-tiba Anda menerima informasi betapa mudahnya berbisnis di Internet. Apakah itu berarti Anda harus membuat portal berita seperti detik.com? Atau Anda harus membuat search engine seperti Google.com? Kedua-duanya sangat sulit, dan sembarang orang tidak bisa membuat bisnis semacam itu.

Terus, apa bisnis yang gampang? Menjual e-book. Internet ada untuk mencari dan menyebarkan informasi. Sekarang ini miliaran dolar e-book terjual melalui Internet. Prinsip dasarnya adalah pada setiap orang pasti terdapat satu buku yang luar biasa yang bisa menaikkan orang itu menjadi seorang miliarder. Anda tidak percaya? Lihat saja berbagai keterampilan yang Anda miliki. Anda sukses dalam mendaki karir? Mengapa anda tidak menjual rahasia sukses Anda itu dalam wujud e-book dan Anda menjualnya kepada orang-orang yang membutuhkan di seluruh dunia?

Anda ahli mesin mobil yang tahu berbagai rahasia mesin yang orang awam tidak tahu, mengapa Anda tidak menjual “ilmu” itu dalam ujud e-book? Bayangkan, ada jutaan, mungkin puluhan juta orang yang siap untuk membeli e-book Anda itu. Ketika orang ditawari, dan dibujuk seperti itu, jelas mereka sangat tertarik. Siapa orangnya yang tidak ingin menjadi miliarder?

Sementara itu, kita juga dibanjiri “info menjadi kaya secara mudah” dari buku-buku Rich Dad’s dari Robert T. Kiyosaki. Bukunya yang demikian menjanjikan, yang berjudul “Retire Young, Retire Rich” atau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “Cara Cepat Menjadi Kaya dan Tetap Kaya Selamanya”. Ketika Anda membaca karya-karya Kiyosaki tadi, terbayang betapa mudah dan cepatnya Anda bisa menjadi kaya. Buku itu ternyata juga menjadi “buku suci” atau “buku wajib” bagi para entrepreneur Internet, termasuk para pebisnis MLM.

Konsepnya adalah secepat mungkin membangun bisnis, bisa Internet maupun properti, dan kemudian Anda bisa menikmati “passive income.” Andaikata mencapai passive income sedemikian mudahnya, mungkin saat ini saya sudah santai-santai di dusun yang indah di lereng gunung Merapi sambil menikmati sejuknya udara sembari memanjakan mata menatap puncak Merapi yang selalu mengepul.

Namun, kenyataannya tidak begitu. Buku Kiyosaki itu ternyata lebih banyak cerita fiksinya. Bahkan, pembelian-pembelian properti spektakuler di Hawaii itu pun hanya omong kosong. Bahkan Ayah Kaya (Rich Dad) yang menjadi tokoh sentral yang mengajari Kiyosaki menjadi kaya, ternyata tokoh itu juga tidak ada. Adalah John T. Reed yang membongkar omong kosong itu. Ia menulis bukunya yang diberi judul “Ayah Kaya Tidak Kaya” di mana ia membeberkan ketidakbenaran informasi dalam buku Rich Dad itu. Bahkan, ia menyarankan agar buku Kiyosaki itu dimasukkan dalam kelompok cerita fiksi.

Namun gara-gara buku Kiyosaki itu, saya sudah menyaksikan betapa banyak korban-korban akibat buku itu. Mereka sekarang hidupnya sengsara gara-gara menerapkan saran-saran dalam buku itu.

Di Internet, sejalan dengan semangat membangun passive income, juga bertebaran tawaran bisnis yang gampang. Itu tadi, Anda cukup membuat e-book, dan setelah itu Anda buat tawaran dalam web (dalam ujud sales letter) dan Anda tinggal “ongkang-ongkang” di rumah menunggu aliran uang mengalir ke rekening bank Anda.

Apakah semudah itu? Lihat uraian di awal, untuk menjadi kaya harus mendaki gunung. Artinya, harus ada upaya yang gigih dan cerdik terus menerus. Orang-orang yang tadinya hanya santai di rumah dan menunggu cek datang, ternyata menumbuk batu. Tidak ada satu orang pun yang mengunjungi web mereka. Mereka malah harus membayar biaya desain web, biaya hosting, autoresponder dan biaya lainnya. Sementara itu, web tadi tak kunjung memperoleh penjualan.

Mereka telah terperangkap dalam mitos passive income. Apakah di Internet ada orang-orang yang berpenghasilan ratusan, bahkan jutaan dolar setahunnya? Ada, dan memang cukup banyak. Apa yang mereka lakukan? Apakah mereka sibuk berbaring di pantai di negeri tropis? Tidak, mereka bekerja setiap hari. Mereka terus menginvestasikan uang mereka dalam “education” yang terus menerus dengan membeli e-book yang menawarkan terobosan baru dalam pemasaran di Internet. Karena mereka selalu belajar dan berdisiplin menerapkan saran-saran buku-buku dalam bisnis mereka di Internet, akhirnya mereka memperoleh pendapatan ratusan hingga jutaan dolar setahunnya. Apakah mereka lantas bersantai-santai? Tidak, mereka bekerja terus, dan sukses makin menghampiri mereka.

Mengapa semua orang di seluruh dunia begitu menyambut bisnis yang sifatnya passive income? Karena memang dijanjikan bahwa bisnis itu amat mudah mengerjakannya. Anda bertindak hanya karena dua hal, menghindari susah dan mengejar kesenangan. Karena bisnis-bisnis di Internet yang relatif mudah, berarti terhindar dari susah, sekaligus timbul kesenangan karena adanya janji kaya secara mudah, maka semua orang menyambut hangat bisnis itu.

Namun sayangnya, mereka tidak mau berinvestasi dalam wujud modal yang cukup untuk mendidik diri mereka sendiri terhadap segenap aspek bisnis di Internet. Akibatnya, banyak orang kecewa terhadap bisnis yang terkait Internet ini.

Zimmerer & Scarborough, dalam bukunya ”Essentials of Entrepreneurship” juga membongkar mitos bahwa bisnis juga bisa dilakukan dengan modal dengkul. Berdasarkan hasil penelitiannya, sebagian besar bisnis gagal karena mereka tidak mampu menyediakan dana yang cukup untuk operasional perusahaan di awal berdirinya. Artinya, modal dengkul tidak berlaku dalam bisnis.

Kesimpulannya, jika Anda menerima tawaran bisnis melalui Internet yang mudah, modalnya kecil atau hampir tanpa modal, dan juga menawarkan passive income, menjauhlah segera. Bisnis semacam itu hanya sekadar janji manis yang tidak pernah terbukti.

sumber: www.ebizzasia.com