23 Maret 2008

Membongkar Mitos Passive Income via Internet

Jika Anda sudah demikian kaya raya, liburan apakah yang menjadi dambaan Anda? Apakah Anda akan berjemur seharian di pantai yang indah di negeri tropis? Dijamin, badan Anda akan menjadi legam terpanggang sinar matahari. Tetapi, bagi orang-orang kulit putih (Barat) liburan di pantai seperti itu mewakili impian orang sana bila mereka kaya.

Mengapa saya bicara tentang liburan? Karena, belakangan ini, Anda dan saya sering dibanjiri oleh email (spam) yang menawari berbagai peluang bisnis yang menggiurkan. Dengan bisnis yang mudah, modal kecil, hasil besar, Anda bisa menjadi kaya dan … kemudian ditawari liburan berjemur di negeri tropis. Bayangkan, betapa kayanya Anda jika “kekayaan” hanya seperti itu. Karena Anda bisa berjemur tiap minggu di Ancol, atau di Parang Tritis atau di pantai Pangandaran.


Sifat pendapatan yang didapat dari internet yang ditawarkan oleh bisnis murah meriah itu berwujud passive income. Artinya, Anda tidak usah lagi bekerja, dan Anda mempunyai “money machine” yang siap mengalirkan uang ke rekening Anda. Bahkan, demikian ekstrimnya sampai-sampai mereka menawarkan bisnis yang mudah bagaikan “a license to print money.” Siapa yang tidak tertarik? Tiba-tiba saja puluhan juta orang ingin berbisnis di internet. Kehausan, sekaligus kerakusan, mereka mirip ketika di Amerika ditemukan begitu banyak ladang minyak.

Pertanyaannya, apakah Anda memang bisa kaya melalui Internet? Mark Victor Hansen dan Robert G. Allen penulis buku “The One Minute Millionaire” menjelaskan ada empat gunung miliarder. Empat gunung itu adalah: 1) investasi, Anda menaruh modal di perusahaan, 2) real estate, Anda mempunyai banyak properti, 3) bisnis, Anda mempunyai bisnis yang menjual barang-barang, dan 4) internet, Anda berbisnis melalui Internet.

Perhatikan kata gunung. Dikatakan gunung karena tinggi, yang tidak semua orang mampu mencapai puncaknya. Dibutuhkan upaya keras untuk bisa mencapai puncak gunung itu. Tetapi, tiba-tiba Anda menerima informasi betapa mudahnya berbisnis di Internet. Apakah itu berarti Anda harus membuat portal berita seperti detik.com? Atau Anda harus membuat search engine seperti Google.com? Kedua-duanya sangat sulit, dan sembarang orang tidak bisa membuat bisnis semacam itu.

Terus, apa bisnis yang gampang? Menjual e-book. Internet ada untuk mencari dan menyebarkan informasi. Sekarang ini miliaran dolar e-book terjual melalui Internet. Prinsip dasarnya adalah pada setiap orang pasti terdapat satu buku yang luar biasa yang bisa menaikkan orang itu menjadi seorang miliarder. Anda tidak percaya? Lihat saja berbagai keterampilan yang Anda miliki. Anda sukses dalam mendaki karir? Mengapa anda tidak menjual rahasia sukses Anda itu dalam wujud e-book dan Anda menjualnya kepada orang-orang yang membutuhkan di seluruh dunia?

Anda ahli mesin mobil yang tahu berbagai rahasia mesin yang orang awam tidak tahu, mengapa Anda tidak menjual “ilmu” itu dalam ujud e-book? Bayangkan, ada jutaan, mungkin puluhan juta orang yang siap untuk membeli e-book Anda itu. Ketika orang ditawari, dan dibujuk seperti itu, jelas mereka sangat tertarik. Siapa orangnya yang tidak ingin menjadi miliarder?

Sementara itu, kita juga dibanjiri “info menjadi kaya secara mudah” dari buku-buku Rich Dad’s dari Robert T. Kiyosaki. Bukunya yang demikian menjanjikan, yang berjudul “Retire Young, Retire Rich” atau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “Cara Cepat Menjadi Kaya dan Tetap Kaya Selamanya”. Ketika Anda membaca karya-karya Kiyosaki tadi, terbayang betapa mudah dan cepatnya Anda bisa menjadi kaya. Buku itu ternyata juga menjadi “buku suci” atau “buku wajib” bagi para entrepreneur Internet, termasuk para pebisnis MLM.

Konsepnya adalah secepat mungkin membangun bisnis, bisa Internet maupun properti, dan kemudian Anda bisa menikmati “passive income.” Andaikata mencapai passive income sedemikian mudahnya, mungkin saat ini saya sudah santai-santai di dusun yang indah di lereng gunung Merapi sambil menikmati sejuknya udara sembari memanjakan mata menatap puncak Merapi yang selalu mengepul.

Namun, kenyataannya tidak begitu. Buku Kiyosaki itu ternyata lebih banyak cerita fiksinya. Bahkan, pembelian-pembelian properti spektakuler di Hawaii itu pun hanya omong kosong. Bahkan Ayah Kaya (Rich Dad) yang menjadi tokoh sentral yang mengajari Kiyosaki menjadi kaya, ternyata tokoh itu juga tidak ada. Adalah John T. Reed yang membongkar omong kosong itu. Ia menulis bukunya yang diberi judul “Ayah Kaya Tidak Kaya” di mana ia membeberkan ketidakbenaran informasi dalam buku Rich Dad itu. Bahkan, ia menyarankan agar buku Kiyosaki itu dimasukkan dalam kelompok cerita fiksi.

Namun gara-gara buku Kiyosaki itu, saya sudah menyaksikan betapa banyak korban-korban akibat buku itu. Mereka sekarang hidupnya sengsara gara-gara menerapkan saran-saran dalam buku itu.

Di Internet, sejalan dengan semangat membangun passive income, juga bertebaran tawaran bisnis yang gampang. Itu tadi, Anda cukup membuat e-book, dan setelah itu Anda buat tawaran dalam web (dalam ujud sales letter) dan Anda tinggal “ongkang-ongkang” di rumah menunggu aliran uang mengalir ke rekening bank Anda.

Apakah semudah itu? Lihat uraian di awal, untuk menjadi kaya harus mendaki gunung. Artinya, harus ada upaya yang gigih dan cerdik terus menerus. Orang-orang yang tadinya hanya santai di rumah dan menunggu cek datang, ternyata menumbuk batu. Tidak ada satu orang pun yang mengunjungi web mereka. Mereka malah harus membayar biaya desain web, biaya hosting, autoresponder dan biaya lainnya. Sementara itu, web tadi tak kunjung memperoleh penjualan.

Mereka telah terperangkap dalam mitos passive income. Apakah di Internet ada orang-orang yang berpenghasilan ratusan, bahkan jutaan dolar setahunnya? Ada, dan memang cukup banyak. Apa yang mereka lakukan? Apakah mereka sibuk berbaring di pantai di negeri tropis? Tidak, mereka bekerja setiap hari. Mereka terus menginvestasikan uang mereka dalam “education” yang terus menerus dengan membeli e-book yang menawarkan terobosan baru dalam pemasaran di Internet. Karena mereka selalu belajar dan berdisiplin menerapkan saran-saran buku-buku dalam bisnis mereka di Internet, akhirnya mereka memperoleh pendapatan ratusan hingga jutaan dolar setahunnya. Apakah mereka lantas bersantai-santai? Tidak, mereka bekerja terus, dan sukses makin menghampiri mereka.

Mengapa semua orang di seluruh dunia begitu menyambut bisnis yang sifatnya passive income? Karena memang dijanjikan bahwa bisnis itu amat mudah mengerjakannya. Anda bertindak hanya karena dua hal, menghindari susah dan mengejar kesenangan. Karena bisnis-bisnis di Internet yang relatif mudah, berarti terhindar dari susah, sekaligus timbul kesenangan karena adanya janji kaya secara mudah, maka semua orang menyambut hangat bisnis itu.

Namun sayangnya, mereka tidak mau berinvestasi dalam wujud modal yang cukup untuk mendidik diri mereka sendiri terhadap segenap aspek bisnis di Internet. Akibatnya, banyak orang kecewa terhadap bisnis yang terkait Internet ini.

Zimmerer & Scarborough, dalam bukunya ”Essentials of Entrepreneurship” juga membongkar mitos bahwa bisnis juga bisa dilakukan dengan modal dengkul. Berdasarkan hasil penelitiannya, sebagian besar bisnis gagal karena mereka tidak mampu menyediakan dana yang cukup untuk operasional perusahaan di awal berdirinya. Artinya, modal dengkul tidak berlaku dalam bisnis.

Kesimpulannya, jika Anda menerima tawaran bisnis melalui Internet yang mudah, modalnya kecil atau hampir tanpa modal, dan juga menawarkan passive income, menjauhlah segera. Bisnis semacam itu hanya sekadar janji manis yang tidak pernah terbukti.

sumber: www.ebizzasia.com

Tidak ada komentar: